Jumat, 10 Desember 2010

Options apakah Investasi atau Spekulasi?

Dalam dunia investasi, ada dikenal yg namanya produk "derivatif", atau yg bahasa sehari-harinya bisa dikatakan sebagai "turunan". Contohnya Credit Default Swap (CDS) adalah produk "turunan" dari Obligasi. Dalam hal ini, saya sering menyebut Obligasi sebagai produk "induk". Lalu pertanyaannya adalah options itu "turunan" dari apa? Apa produk "induk"-nya?

Options itu sendiri merupakan instrumen yg sangat "umum" dan bisa ditemui di berbagai bidang, shg produk "induk"-nya pun bermacam-macam. Contohnya saja, ada options utk komoditas, ada options utk properti, ada options utk saham. Secara umum, options-options ini mempunyai karakteristik yg sama, tetapi utk bahasan kali ini, kita akan fokuskan kepada options utk saham.

Yang pertama-tama harus kita ketahui adalah bahwa ada dua jenis options, yaitu option CALL dan option PUT.

Option CALL adalah suatu kontrak antara penjual options dan pembeli options, yg memberikan kepada si pembeli options HAK utk MEMBELI saham X dari si penjual option dengan harga Y selama jangka waktu tertentu. Secara kasar, harga CALL options akan bergerak searah dengan harga saham X tersebut (jika saham X naik, harga CALL optionsnya juga cenderung akan naik).

Option PUT adalah suatu kontrak antara penjual options dan pembeli options, yg memberikan kepada si pembeli options HAK utk MENJUAL saham X kepada si penjual option dengan harga Y selama jangka waktu tertentu. Secara kasar, harga PUT options akan bergerak berlawanan arah dengan harga saham X (jika saham X turun, harga PUT optionsnya akan cenderung naik)

Beberapa hal yg perlu diketahui/diingat di sini:

  • Harga Y di atas, umumnya disebut sebagai Strike Price. Harga option itu sendiri disebut Option Price.

  • Sang pembeli options hanya diberikan HAK dan TIDAK terikat KEWAJIBAN apapun.

  • Options hanya berlaku utk masa jangka waktu tertentu. Setelah masa itu lewat, options tersebut dikatakan Expired/Kadaluarsa.

  • Pembeli option bukanlah pemilik saham, dia baru akan menjadi pemilik saham bila hak yg terkait dgn option itu digunakan (istilahnya :Exercised). Oleh karena itu, dia tidak akan menikmati "hak-hak" pemegang saham, spt dividen, hak suara, dll.

  • Utk bursa saham amerika, 1 unit options memberikan hak utk membeli/menjual (tergantung tipe option call/put) saham sebanyak 100 lembar.


Sekarang mari kita lihat ilustrasi sederhana "cara kerja" option :
Misalkan harga saham Google saat ini adalah $500. Di bursa, ditawarkan Call Options utk saham GOOG (Google), dengan detail : GOOG Jan 209 CALL 500. Artinya, pembeli options tersebut memiliki HAK utk membeli saham Google dari sang penjual options, dengan strike price (harga) $500/lembar saham GOOG. HAK ini berlaku hingga bulan Januari 2009 (utk bursa saham Amerika, expiry adalah hari Jum'at ke-3 utk bulan itu).

Anggaplah misalnya harga CALL option di atas adalah $20 dan kita membeli 1 unit option itu, artinya uang yg kita keluarkan adalah 100x$20=$2000.

Misalkan saja 1 bulan setelah kita beli, harga saham Google naik hingga ke $700. Padahal options yg kita miliki itu memberikan kepada kita hak utk membeli saham GOOG seharga $500. Saat itu kita ada pilihan :

Menjual option tersebut kepada orang lain. Di saat itu, harga option tersebut akan sudah naik jauh, misalnya saja sudah menjadi $220. Maka 1 unit option itu bisa kita jual dengan harga $220x100=$22000, dan kita mendapatkan keuntungan sebesar $22000-$2000=$20000

Menggunakan hak itu (exercise the option) dan membeli saham GOOG sebanyak 100 lembar dgn harga $500/lbr, dan langsung kita jual di pasar seharga $700/lbr sehingga kita menikmati keuntungan sebesar $20.000 minus $2000 (modal kita), alias kita mendapat keuntungan sebesar $18.000. (NOTE: Pilihan ini biasanya tidak akan dipakai karena jika option kita exercise sebelum jatuh tempo, maka nilai Time Value dari option tersebut akan "hangus". Ini akan saya jelaskan di kemudian hari dalam artikel yg lengkap ttg options)

Tentu saja skenario di atas akan berbeda jika misalnya sampai dengan Januari 2009, harga saham GOOG malah di bawah $500, misalnya $400. Jika itu terjadi options yg kita miliki itu tidak akan ada nilainya sama sekali. (Tidak ada orang waras yg mau membeli saham itu dengan harga $500, padahal harga pasaran hanya $400). Dengan demikian uang $2000 kita yg kita gunakan utk membeli options tersebut hilang sama sekali.

-------

Jika kita analisa karakteristik dari Instrumen options, maka sebenarnya options kurang pantas disebut sebagai investasi. Ada beberapa alasan yg menyebabkan option saham kurang layak disebut "investasi" :

Alasan yg paling utama adalah, bahwa investasi (spt yg diajarkan Graham) bukanlah membeli selembar sertifikat saham, melainkan kita membeli bisnis/usaha yang ada di belakang saham itu. Orang yg membeli selembar saham, berharap agar saham itu segera naik dan lalu setelah naik segera dijual. Orang yg membeli bisnis (Investor), ingin ikut menjadi pemilik bisnis itu yg menurut dia adalah bisnis yg bagus.

Karakteristik dari options itu sendiri mengarah ke praktek "membeli selembar saham" dan bukan kepada "membeli bisnis" di belakang saham itu. Seorang pembeli option CALL misalnya, berharap bahwa harga saham itu segera naik sehingga harga optionnya juga akan naik agar dia bisa menjual kembali options itu dan mendapat untung.

Alasan yg kedua, adalah bahwa investasi itu bersifat Long Term. Graham bahkan secara ekstrim mengatakan bahwa bahkan jika bursa saham ditutup selamanya pun, seorang investor tidak akan merasa cemas sama sekali. Seperti kita lihat di atas, option hanya berlaku hingga waktu tertentu, setelah itu akan kadaluarsa. Options saham yg paling panjang masa jatuh temponya hanyalah 2-3 tahun, itu pun hanya ada utk saham-saham tertentu. Bayangkan bagaimana perasaan seorang pembeli options jika besok bursa saham ditutup, misalnya karena perang, 4 tahun saja....

(NOTE: Ada beberapa strategi options yg justru berharap harga sahamnya tidak bergerak, sehingga jika bursa saham ditutup misalnya, mungkin pelaku strategi ini malah akan senang Tetapi di sini kita berbicara ttg options secara umum saja).

Alasan yg ketiga, bahkan jika kita telah melakukan analisa yg mendalam sekalipun, dan kita yakin bahwa saham suatu perusahaan sudah terlalu murah (undervalued), kita tidak akan bisa tahu kapan Mr. Market akan kembali "waras" sehingga harga saham itu akan naik hingga ke tingkat yg "wajar". Bayangkan jika kita membeli options suatu perusahaan yg anda tahu persis harga sahamnya sudah sangat murah sekali. Tetapi Mr. Market tetap saja "tidak waras", dan justru setelah options kita kadaluarsa, harga saham baru melejit naik.

Intinya? Dengan analisa yg mendalam, kita mungkin bisa mengetahui bahwa saham suatu perusahaan terlalu murah dan karena itu kemungkinan besar di kemudian hari akan naik, tetapi bahkan jika analisa kita benar pun, kita tidak akan bisa tahu KAPAN harga saham itu akan naik. Dengan option, kita sebenarnya bespekulasi bahwa analisa kita akan terbukti benar sebelum option itu kadaluarsa.

-----------

Sebagai catatan tambahan, options itu sendiri sebenarnya bisa digunakan utk beberapa hal, misalnya sebagai semacam "asuransi" utk antisipasi jika harga saham yg telah kita miliki turun (dengan cara membeli PUT option), atau juga menambah "pendapatan" dari saham kita (dengan strategi Covered Call Writing). Tetapi, boleh dikatakan porsi terbesar dari transakasi options di bursa didominasi oleh aktifitas spekulasi para pelaku pasar, dimana sebagian besar dari mereka ini tidak sadar bahwa mereka itu berspekulasi dan bukan berinvestasi.

Terlepas dari pendapat saya diatas, jika memang tujuan kita adalah utk spekulasi, maka options ini merupakan pilihan yg cukup menarik karena memberikan kemungkinan utk mendapatkan tingkat keuntungan yg sangat besar. Tentunya harus diingat bahwa ini juga disertai dengan tingkat resiko yg sangat tinggi pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar